Hai friends.. Baru-baru ini media social kembali diramaikan oleh salah satu brand fashion ternama, ‘Zara’ asal Spanyol. Mereka telah menarik perhatian publik dengan gaya konsep bisnisnya yang disebut ‘fast fashion’ yakni konsep industri fesyen yang memproduksi secara massal pakaian dengan cepat, murah dan mengikuti tren.(liputan6.com). Para konsumen yang terus melakukan perubahan gaya secara tidak langsung menuntutindustri ingin selalu mencukupi kebutuhan konsumen tidak kalah gila melakukan segala hal agar mendapat tempat pasaran. Padahal dampaknya sangat merugikan masyarakat itu sendiri. Duh sangat sayang bukan, mereka yang punya pabrik kita yang kecipratan limbahnya?
Mungkin memang sulit untuk menahan diri agar tidak terpengaruh tren gaya pakaian setiap peralihannya. Memang tidak semua, akan tetapi mayoritas masyarakat akan secara refleks menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi. Pakaian yang harusnya masih layak pakai akan otomatis menjadi tertimbun sebab adanya pakaian yang baru lagi. Wah bukankah sayang sekali? Dalam Islam sendiri perbuatan demikian dinamakan dengan mubazir. Mubazir secara bahasa adalah perilaku mengambil sesuatu melebihi dari apa yang seharusnya ia ambil atau sikap menyia-nyiakan sesuatu.Tingkah laku tersebut pun dianggap sebagai perbuatan rekan syaitan yang dilarang oleh Allah swt. tersebut dalam QS. Al-Isra’ [17]: 27.
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Artinya: “Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Allah melarang perilaku mubazir sebab memiliki alasan di baliknya. Setelah disebutkan bahwa orang-orang yang gemar memubazirkan suatu hal merupakan rekan setan, maka dapat kita ingat kembali bahwa setan bertabiat untuk mengajak manusia melakukan sikap-sikap yang dibenci oleh Allah. Quraisy Syibah, tokoh tafsir kontemporer menyampaikan bahwa jika hanya segelas air telah cukup untuk menghilangkan dahaga, lalu untuk apa mengambil lebih dari itu? Jika sisanya hanya langsung dibuang begitu saja, sementara banyak manusia atau binatang lain yang membutuhkan. Bayangkan berapa banyak sisa makanan orang-orang kaya yang terbuang di tong sampah, padahal sekian banyak pula manusia yang kelaparan. Bukankah ini awal mula terjadi kerusakan?
Realitanya pola hidup manusia yang begitu suka melebih-lebihkan dalam mengonsumsi sesuatu hal pastilah akan menimbulkan dampak negatif bukan hanya untuk dirinya, tapi juga sesama manusia hingga lingkungan sekitar. Terbukti dengan ketidak seimbangan ekonomi masyarakat, upah pekerja yang tidak sesuai dengan jam kerjanya, limbah sampah yang akhirnya mengakibatkan kondisi bumi menjadi lebih menyedihkan. Itu semua merupakan penampakan nyata akibat tingkah mubazir dan dalam hal ini terkemas dalam konsep industi fast fashion yang sadar ataupun tidak sadar telah banyak diterapkan di berbagai jenis industri Bukan hanya luar negeri bahkan Indonesia itu sendiri.
Stella McCartney sosok desainer berkebangsaan Inggris turut sumbang suara untuk menolak adanya konsep industry fast fashion ini yang telah melanggar etika produksi dan merusak lingkungan. Begitu pula Emma Watson seorang aktris dan juga aktivis yang mendukung adanya hak para pekerja di industi tekstil dan merangsang kesadaran tentang konsekuensi lingkungan dari siklus produksi dan pembuangan pakaian cepat. Kiranya, topik ini dapat diangkat bersama agar terealisasikan pula cita-cita untuk hidup dengan sehat.
Dari apa yang telah terpaparkan dapatlah kita ketahui bahwa demi kebaikan bersama sudah selayaknya kita berperilaku secukupnya. Mengonsumsinya segala seuatau berlandaskan kebutuhan bukan hanya sekedar keinginan. Pasalnya, kesehatan diri, orang lain bahkan bumi juga berada di tangan kita bersama. Mari hidup hemat untuk hidup sehat!